Dag Dig Dug

Masih terbayang perasaan dag-dig-dug beberapa waktu yang lalu ketika nilai-nilai UAS terakhir kuliah diumumkan. Terlepas dari IPK yang kata orang sudag aman, tetap sah-sah saja kita punya target sendiri yang seyogianya berada dalam tingkat premium. Dan ketika itu pula terbayang situasi ketika kelak di padang mahsyar...subhanalloh. Pengumuman nilai duniawi yang mungkin berbobor 'seucrit' saja sudah membuat hati was-was, apalagi dengan pengumuman nilai yang statusnya mahapenting, jauh lebih berbobot daripada dunia seisinya. Nilai yang menyangkut takdir ending life kita, heaven or hell (naudzubillah).

Belajar dari dua situasi di atas setidaknya kita bisa belajar untuk lebih proporsional dalam hidup. Ada orang yang mati-matian mencari nilai duniawi, lintang-pukang, bahkan terkadang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya sendiri sementara bobot dari nilai itu terlalu kecil. Di sisi lain, ada orang yang dengan santainya melewatkan kesempatan-kesempatan berharga untuk memperoleh nilai-nilai ukhrawi yang notabene berbobot sangat besar. Sebandingkah itu?

Dalam hal di atas tentu saja tidak ada salahnya menggunakan analisis SWOT, perhitungan laba rugi, atau metode lain yang relevan. Yang jelas jangan sampai hidup kita yang sekali-kalinya ini, dengan modal waktu, tanaga, pikiran, ilmu yang terbatas dihamburkan untuk hal-hal yang 'nggak meaning'. Peribahasanya, lebih besar pasak daripada tiang. So, it's time to recheck our activity. Evaluasi diri. Lalu perbaiki.

Wallohua'lam bishowab

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?