Mengenal Gerakan Islam di Indonesia
Di pengajian ranting Jum'at malam kemarin, 6 April 2012, seorang Jamaah bertanya pada pemateri, "Ustadz, apa Jamaah Tabligh dengan PKS itu sama?"
Bagi sebagian orang, pertanyaan di atas mungkin terkesan lucu. Apa sangkut pautnya Jamaah Tabligh dengan PKS? Sebagian orang mungkin juga menilai pertanyaan itu lugu, yang hadir dari kepolosan seorang penanya yang belum mengenal banyak pergerakan Islam di dunia. Tapi bagi saya, pertanyaan seperti itu punya arti besar. Pertanyaan itu adalah simbol 'kebelumberhasilan' gerakan-gerakan Islam untuk memperkenalkan dirinya di masyarakat.
Selama ini tidak sedikit kader gerakan Islam yang merasa sudah berbuat banyak untuk umat. Bahwa program-programnya, aktivitas dakwahnya, lingkup kaderisasinya, perannya di sektor publik sudah mengejewantah di mana-mana. Tapi realitanya, mungkin masih jauh lebih banyak masyarakat yang belum merasakan keberadaannya. Ini jadi koreksi bersama.
Ketidaktahuan tentang gerakan Islam di Indonesia ini saya kira tidak hanya dialami oleh seorang jamaah pengajian di atas itu saja. Saya yakin banyak dari kita yang juga awalnya asing dengan gerakan-gerakan Islam yang ada. Saya sendiri contohnya, masa-masa di awal perkuliahan dulu hanya kenal dengan tiga lembaga Islam, NU, Muhammadiyah, dan Jami'atul Washliyah. Saya benar-benar asing dengan lembaga selain ketiganya. Hingga akhirnya Alloh menakdirkan saya bersinggungan dengan banyak gerakan Islam yang lain.
Inilah beberapa gerakan yang bisa saya soroti. Sumbernya adalah pengalaman saya sendiri, baik ketika saya terlibat langsung di dalamnya maupun ketika saya berinteraksi dengan orang-orang dan fungsionarisnya. Tidak lengkap dan komprehensif memang, tapi saya harap bisa memberikan gambaran umum tentang eksistensi mereka, bagi rekan-rekan yang belum begitu mengenalnya.
1. Hizbut Tahrir
Hizbut tahrir adalah organisasi yang didirikan oleh Syaikh Taqiyudin An Nabhani tahun 1953 di Palestina. Visi utama gerakannya adalah berdirinya kembali Khilafah Islamiyah yang hilang pasca keruntuhan Turki Utsmani tahun 1924. Keberadaan Khilafah dalam ideologi Hizbut Tahrir sangat vital karena merupakan syarat tegaknya Islam yang kaffah. Islam tidak bisa diterapkan secara kaffah kecuali Khilafah tegak di muka bumi. Oleh karena itu dalam gerakannya, dakwah Hizbut Tahrir selalu mengedepankan seruan penegakan syariat Islam dalam bingkai khilafah.
Hizbut Tahrir kini menjadi salah satu organisasi yang cukup giat melakukan aktivitasnya di Indonesia, terutama kaderisasi pada para pemuda dan mahasiswa. Hizbut Tahrir menjangkau beberapa kampus di Indonesia melalui organisasi keislaman kampus yang memang berafiliasi secara ideologis dengannya.
Orang awam banyak yang mengidentifikasi ciri-ciri fisik kader Hizbut Tahrir, khususnya wanita, dengan pakaian gamis yang selalu dikenakan. Sebabnya, dalam fiqh Hizbut Tahrir, jilbab yang wajib dikenakan wanita memang ditafsirkan sebagai baju kurung (gamis), sehingga bentuk pakaian tersebut menjadi pakaian yang paling sesuai dengan syariat Islam.
Situs yang bisa dijadikan referensi: http://hizbut-tahrir.or.id/
2. Ikhwanul Muslimin dan PKS (Gerakan Tarbiyah)
Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang didirikan oleh Imam Hasan al Banna di Mesir pada tahun 1928. Visi utamanya adalah penegakan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, yang dinaungi oleh institusi negara. Oleh karena itu, di samping program-program lainnya, Ikhwanul Muslimin selalu mengedepankan sisi politik dalam gerakannya. Meski demikian, Ikhwanul Muslimin sedikit berbeda dengan Hizbut Tahrir karena tidak memberikan titik tekan pada institusi Khilafah. Ikhwanul Muslimin juga menerima sistem demokrasi sebagai bagian dari perjuangannya, berbeda dengan Hizbut Tahrir yang menolak demokrasi.
PKS di Indonesia adalah representasi ideologis dari Ikhwanul Muslimin, meski secara struktural PKS keduanya adalah entitas yang berbeda. PKS banyak menyerap ide, gagasan, metode gerakan, hingga referensi dari Ikhwanul Muslimin. Seperti halnya Ikhwanul Muslimin di Mesir, PKS hendak menciptakan negeri yang dinaungi syariat Islam secara substantif dalam kehidupan bernegara.
Saat ini, PKS termasuk organisasi yang sistem kaderisasinya sangat rapi dan baik. Pembinaan yang mereka lakukan sudah mencakup sisi yang sangat luas. PKS sudah mampu menjangkau tidak hanya kampus-kampus strategis melalui Lembaga Dakwah Kampusnya, tetapi juga sekolah-sekolah lewat kegiatan mentoringnya. PKS cukup banyak diminati generasi muda karena pendekatannya yang friendly, persuasif, tidak memaksa, bertahap, perlahan, serta kontinyu. Sehingga generasi muda yang terbina pada umumnya tidak mengalami pergulatan pemikiran yang berat saat ditarik masuk ke dalamnya.
Masyarakat awam mengidentifikasi kader PKS dengan jilbab lebar yang dikenakan kaum wanitanya. Pada umumnya, jilbab yang mereka kenakan panjang, menutupi dada, serta bahu. Selain itu, eksistensi mereka juga ditandai dengan kegiatan mentoring/liqo, berupa pengajian pekanan kelompok-kelompok kecil peserta 5-12 orang.
Situs yang bisa dijadikan referensi: http://www.pks.or.id/
3. Nahdhatul Ulama
Nahdhatul Ulama (Kebangkitan Ulama/Cendekiawan) adalah organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 di Indonesia. Visi NU yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut Faham Ahlusunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.Normatif sifatnya. Oleh karena itu NU bergerak hampir di segala lini, seperti keagamaan, pendidikan, dan sosial serta tidak memberikan titik tekan pada aspek tertentu.
NU dikenal sebagai ormas yang bermadzhab Syafi'i yang ditandai dengan penerapan praktek keagamaan anggotanya yang menggunakan fiqh ulama-ulama Syafi'iyah. NU juga dikenal sebagai ormas yang toleran pada kultur atau budaya lokal, bahkan menjadikan kultur tersebut sebagai sarana dakwahnya.
Pesantren, lembaga pendidikan, serta majlis ta'lim NU bertebaran di Indonesia. Meski tidak secara struktural berada di bawah koordinasi NU, secara pemikiran mereka mengusung ide yang sama dengan yang dibawa NU. Mungkin itu sebabnya, meski tidak memiliki acuan yang jelas berupa kartu anggota, NU diklaim sebagai ormas yang memiliki jumlah anggota terbesar di Indonesia.
Ciri-ciri fisik warga NU tidak berbeda dengan masyarakat muslim kebanyakan. Mereka adalah representasi mayoritas dari kaum muslimin Indonesia.
Situs yang bisa dijadikan rujukan NU: http://www.nu.or.id/
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta.Pada awalnya visi Muhammadiyah adalah memajukan pendidikan dan sisi sosial masyarakat muslim yang pada masa itu cukup terbelakang. Namun seiring perjalanannya, visi Muhammadiyah pun berkembang ke berbagai aspek lainnya, seperti gerakan pemurnian (purifikasi) paham agama, pemberdayaan ekonomi, hingga politik.
Tujuan Muhammadiyah yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Normatif, mirip tujuan NU. Namun masyarakat melihat beberapa perbedaan yang cukup mencolok dengan NU, khususnya di permasalahan fiqh sehari-hari. Muhammadiyah tegas menolak beberapa kebiasaan masyarakat yang dianggap sebagai bagian dari TBC (Takhayul, bid'ah, dan khurafat) seperti tahlilan, tingkepan, ruwatan, dzikr berjamaah, penggunaan rukyat secara mutlak, dan sebagainya. Muhammadiyah merupakan ormas non-madzhab sehingga praktik fiqhnya tidak merefer ke pendapat ulama-ulama madzhab, namun langsung merujuk ke sumber orisinil keagamaan (Al qur'an dan Sunnah).
Saat ini Muhammadiyah dikenal luas lewat institusi pendidikannya yang bertaburan di Indonesia, dari mulai TK, SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, hingga Perguruan Tinggi. Muhammadiyah juga banyak mendirikan panti asuhan, masjid, lembaga ekonomi, dan lembaga lainnya sebagai pengejewantahan ideologi tajdid (pembaharuan) yang dimilikinya.
Sebagaimana NU, kader maupun warga Muhammadiyah di Indonesia pun tidak memiliki ciri-ciri khusus. Penampilan mereka seperti juga penampilan masyarakat muslim mayoritas di negeri ini.
Situs yang bisa dijadikan rujukan: http://www.muhammadiyah.or.id/
5. Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh adalah sebuah perkumpulan yang didirikan oleh Muhammad Ilyas di India pada tahun 1926. Nama Jamaah Tabligh hanyalah sebutan yang disematkan pada perkumpulan ini, karena pada awalnya Muhammad Ilyas tidak memberikan nama apa pun pada perkumpulan yang didirikannya. Visi utama dari Jamaah Tabligh adalah mengajak kaum muslimin untuk kembali pada Islam serta memurnikan tauhid mereka. Secara praktik, gerakan yang mereka lakukan adalah melalui pendekatan personal, face to face, direct selling, mengetuk rumah demi rumah untuk beribadah di masjid, dan seterusnya. Jamaah Tabligh tidak menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, maupun politik seperti halnya gerakan lainnya.
Hal paling signifikan dari Jamaah Tabligh adalah aktivitas yang mereka sebut khuruj, yakni keluar daerah untuk berdakwah selama beberapa waktu. Mereka menggunakan masjid sebagai basis gerakannya. Saat khuruj mereka mengunjungi masjid demi masjid. Seseorang bisa merantau ke luar daerah selama 3 hari, 30 hari, 4 bulan, dan seterusnya tergantung kesiapannya untuk melakukannya. Selain mengajak warga yang mereka kunjungi untuk belajar dan beribadah, mereka juga rutin melakukan mudzakaroh atau pengajian rutin secara berkala ketika khuruj tersebut.
Masyarakat awam mengidentifikasi anggota jamaah tabligh melalui penampilan mereka, dengan sorban, janggut panjang, celana gantung, serta gamis, ataupun rompi. Kaum wanita pada umumnya jarang yang ambil bagian sehingga representasi mereka dinilai dari kaum prianya.
Situs yang bisa dijadikan rujukan: ?
6. 'Salafi'
Berbeda dengan gerakan Islam yang lain, 'Salafi' bukanlah organisasi. Salafi adalah konsep pemikiran yang menisbatkan dirinya pada perilaku Rosululloh, para sahabat, tabi'in, serta ulama-ulama terdahulu (Salaf). Pada dasarnya, kaum muslimin yang meniru praktek keagamaan Rosululloh dan para sahabatnya berhak menisbatkan dirinya Salafi. Namun Salafi yang dimaksud di sini adalah Salafi dalam pengertian eksklusif.
Banyak anggota masyarakat yang menisbatkan kaum 'Salafi' kepada orang-orang yang memiliki konsep fiqh yang khas. Fiqh kaum 'Salafi' dalam banyak aspek (terutama persoalam akidah dan ibadah) mirip dengan Muhammadiyah, namun dalam beberapa aspek yang lain berbeda. Kaum 'Salafi' misalnya, menganggap isbal (pakaian yang dijulurkan di bawah mata kaki) haram, alat musik haram, gambar-gambar haram, demokrasi haram, dan sebagainya. Oleh karena pandangan fiqh yang demikian, banyak orang awam yang memandang Salafi berhaluan 'keras', meski pada hekekatnya itu dikarenakan kaum Salafi sangat berhati-hati terhadap perkara yang diharamkan Alloh.
Dalam aktivitas dakwahnya, mereka menggunakan lembaga pendidikan, media informasi, dan sosial. Kaum 'Salafi' pada umumnya menolak ikut serta dalam gerakan politik.
Ciri-ciri fisik kaum 'Salafi' pada umumnya mirip dengan Jamaah Tabligh, berjanggut panjang dan bercelana gantung. Namun sebenarnya keduanya adalah entitas berbeda. Kaum Salafi menolak praktek khuruj Jamaah Tabligh serta penggunaan hadits-hadits yang mereka anggap dhoif namun tetap digunakan Jamaah Tabligh untuk menyemangati masyarakat awam untuk beribadah.
Kaum Salafi pun berkeyakinan bahwa cadar merupakan bagian dari Sunnah Nabi, sehingga tidak sedikit kaum wanita mereka yang menggunakan cadar. Kaum wanita mereka saat keluar rumah selalu mengenakan jilbab panjang. Sedikit berbeda dengan kaum wanita PKS yang lebih dinamis, kaum wanita Salafi cederung lebih konservatif dalam hal pakaian. Mereka tidak berkenan memakai gaun/jilbab dengan warna mencolok apalagi ditambah hiasan-hiasan corak, bunga, dan sebagainya.
Meski demikian, sekali lagi karena Salafi memang bukan organisasi, penisbatan nama 'Salafi' sangat berlaku luas
Situs yang bisa dijadikan rujukan: http://www.almanhaj.or.id/ ; http://muslim.or.id/
--------------------------------------------------------
Enam gerakan di atas tentu saja belum merupakan representasi semua gerakan Islam. Masih ada gerakan-gerkaan lain seperti Majlis Tafsir Al Qur'an, DDII, Al Irsyad, Persatuan Islam, dan sebagainya yang tidak boleh kita kecilkan perannya. Namun enam gerakan yang disinggung di atas adalah gambaran umum yang skalanya saya kira sudah mengglobal.
Meski Islam kini sangat kaya akan perbedaan, namun selayaknya kita tetap saling menghargai. Beruntunglah kita masih dibingkai dalam satu iman. Dan sesama muslim dilarang untuk saling bertikai, berpecah belah. Ukhuwah Islamiyah harus selalu dikedepankan, dan sinergi satu sama lain harus selalu diupayakan.
Sebagai penutup, ada satu kutipan menarik dari buku yang berjudul Etika Berjamaah, yang ditulis oleh Nur Ahmad. Beliau bilang, "Kewajiban para pekerja dakwah pertama kali adalah menjadikan dirinya sebagai seorang muslim. Apabila mereka sudah menjadi muslim dengan sebenarnya, pastilah mereka akan mampu menjalin ukhuwah, yang saling mencintai meskipun berbeda manhaj dan pandangan atas hakikat amal Islami. Adapun apabila kepekaan kelompok lebih dominan dari kepekaan Islam, rasa kesukuan lebih kuat dari perasaan iman, maka terjadilah penyimpangan dan terpecahbelah lah keutuhan kaum muslimin."
Wallohua'lam
Bagi sebagian orang, pertanyaan di atas mungkin terkesan lucu. Apa sangkut pautnya Jamaah Tabligh dengan PKS? Sebagian orang mungkin juga menilai pertanyaan itu lugu, yang hadir dari kepolosan seorang penanya yang belum mengenal banyak pergerakan Islam di dunia. Tapi bagi saya, pertanyaan seperti itu punya arti besar. Pertanyaan itu adalah simbol 'kebelumberhasilan' gerakan-gerakan Islam untuk memperkenalkan dirinya di masyarakat.
Selama ini tidak sedikit kader gerakan Islam yang merasa sudah berbuat banyak untuk umat. Bahwa program-programnya, aktivitas dakwahnya, lingkup kaderisasinya, perannya di sektor publik sudah mengejewantah di mana-mana. Tapi realitanya, mungkin masih jauh lebih banyak masyarakat yang belum merasakan keberadaannya. Ini jadi koreksi bersama.
Ketidaktahuan tentang gerakan Islam di Indonesia ini saya kira tidak hanya dialami oleh seorang jamaah pengajian di atas itu saja. Saya yakin banyak dari kita yang juga awalnya asing dengan gerakan-gerakan Islam yang ada. Saya sendiri contohnya, masa-masa di awal perkuliahan dulu hanya kenal dengan tiga lembaga Islam, NU, Muhammadiyah, dan Jami'atul Washliyah. Saya benar-benar asing dengan lembaga selain ketiganya. Hingga akhirnya Alloh menakdirkan saya bersinggungan dengan banyak gerakan Islam yang lain.
Inilah beberapa gerakan yang bisa saya soroti. Sumbernya adalah pengalaman saya sendiri, baik ketika saya terlibat langsung di dalamnya maupun ketika saya berinteraksi dengan orang-orang dan fungsionarisnya. Tidak lengkap dan komprehensif memang, tapi saya harap bisa memberikan gambaran umum tentang eksistensi mereka, bagi rekan-rekan yang belum begitu mengenalnya.
1. Hizbut Tahrir
Hizbut tahrir adalah organisasi yang didirikan oleh Syaikh Taqiyudin An Nabhani tahun 1953 di Palestina. Visi utama gerakannya adalah berdirinya kembali Khilafah Islamiyah yang hilang pasca keruntuhan Turki Utsmani tahun 1924. Keberadaan Khilafah dalam ideologi Hizbut Tahrir sangat vital karena merupakan syarat tegaknya Islam yang kaffah. Islam tidak bisa diterapkan secara kaffah kecuali Khilafah tegak di muka bumi. Oleh karena itu dalam gerakannya, dakwah Hizbut Tahrir selalu mengedepankan seruan penegakan syariat Islam dalam bingkai khilafah.
Hizbut Tahrir kini menjadi salah satu organisasi yang cukup giat melakukan aktivitasnya di Indonesia, terutama kaderisasi pada para pemuda dan mahasiswa. Hizbut Tahrir menjangkau beberapa kampus di Indonesia melalui organisasi keislaman kampus yang memang berafiliasi secara ideologis dengannya.
Orang awam banyak yang mengidentifikasi ciri-ciri fisik kader Hizbut Tahrir, khususnya wanita, dengan pakaian gamis yang selalu dikenakan. Sebabnya, dalam fiqh Hizbut Tahrir, jilbab yang wajib dikenakan wanita memang ditafsirkan sebagai baju kurung (gamis), sehingga bentuk pakaian tersebut menjadi pakaian yang paling sesuai dengan syariat Islam.
Situs yang bisa dijadikan referensi: http://hizbut-tahrir.or.id/
2. Ikhwanul Muslimin dan PKS (Gerakan Tarbiyah)
Ikhwanul Muslimin adalah organisasi yang didirikan oleh Imam Hasan al Banna di Mesir pada tahun 1928. Visi utamanya adalah penegakan syariat Islam dalam seluruh aspek kehidupan, yang dinaungi oleh institusi negara. Oleh karena itu, di samping program-program lainnya, Ikhwanul Muslimin selalu mengedepankan sisi politik dalam gerakannya. Meski demikian, Ikhwanul Muslimin sedikit berbeda dengan Hizbut Tahrir karena tidak memberikan titik tekan pada institusi Khilafah. Ikhwanul Muslimin juga menerima sistem demokrasi sebagai bagian dari perjuangannya, berbeda dengan Hizbut Tahrir yang menolak demokrasi.
PKS di Indonesia adalah representasi ideologis dari Ikhwanul Muslimin, meski secara struktural PKS keduanya adalah entitas yang berbeda. PKS banyak menyerap ide, gagasan, metode gerakan, hingga referensi dari Ikhwanul Muslimin. Seperti halnya Ikhwanul Muslimin di Mesir, PKS hendak menciptakan negeri yang dinaungi syariat Islam secara substantif dalam kehidupan bernegara.
Saat ini, PKS termasuk organisasi yang sistem kaderisasinya sangat rapi dan baik. Pembinaan yang mereka lakukan sudah mencakup sisi yang sangat luas. PKS sudah mampu menjangkau tidak hanya kampus-kampus strategis melalui Lembaga Dakwah Kampusnya, tetapi juga sekolah-sekolah lewat kegiatan mentoringnya. PKS cukup banyak diminati generasi muda karena pendekatannya yang friendly, persuasif, tidak memaksa, bertahap, perlahan, serta kontinyu. Sehingga generasi muda yang terbina pada umumnya tidak mengalami pergulatan pemikiran yang berat saat ditarik masuk ke dalamnya.
Masyarakat awam mengidentifikasi kader PKS dengan jilbab lebar yang dikenakan kaum wanitanya. Pada umumnya, jilbab yang mereka kenakan panjang, menutupi dada, serta bahu. Selain itu, eksistensi mereka juga ditandai dengan kegiatan mentoring/liqo, berupa pengajian pekanan kelompok-kelompok kecil peserta 5-12 orang.
Situs yang bisa dijadikan referensi: http://www.pks.or.id/
3. Nahdhatul Ulama
Nahdhatul Ulama (Kebangkitan Ulama/Cendekiawan) adalah organisasi yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada tahun 1926 di Indonesia. Visi NU yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut Faham Ahlusunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan demi kemaslahatan dan kesejahteraan umat.Normatif sifatnya. Oleh karena itu NU bergerak hampir di segala lini, seperti keagamaan, pendidikan, dan sosial serta tidak memberikan titik tekan pada aspek tertentu.
NU dikenal sebagai ormas yang bermadzhab Syafi'i yang ditandai dengan penerapan praktek keagamaan anggotanya yang menggunakan fiqh ulama-ulama Syafi'iyah. NU juga dikenal sebagai ormas yang toleran pada kultur atau budaya lokal, bahkan menjadikan kultur tersebut sebagai sarana dakwahnya.
Pesantren, lembaga pendidikan, serta majlis ta'lim NU bertebaran di Indonesia. Meski tidak secara struktural berada di bawah koordinasi NU, secara pemikiran mereka mengusung ide yang sama dengan yang dibawa NU. Mungkin itu sebabnya, meski tidak memiliki acuan yang jelas berupa kartu anggota, NU diklaim sebagai ormas yang memiliki jumlah anggota terbesar di Indonesia.
Ciri-ciri fisik warga NU tidak berbeda dengan masyarakat muslim kebanyakan. Mereka adalah representasi mayoritas dari kaum muslimin Indonesia.
Situs yang bisa dijadikan rujukan NU: http://www.nu.or.id/
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah organisasi yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta.Pada awalnya visi Muhammadiyah adalah memajukan pendidikan dan sisi sosial masyarakat muslim yang pada masa itu cukup terbelakang. Namun seiring perjalanannya, visi Muhammadiyah pun berkembang ke berbagai aspek lainnya, seperti gerakan pemurnian (purifikasi) paham agama, pemberdayaan ekonomi, hingga politik.
Tujuan Muhammadiyah yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah mewujudkan masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Normatif, mirip tujuan NU. Namun masyarakat melihat beberapa perbedaan yang cukup mencolok dengan NU, khususnya di permasalahan fiqh sehari-hari. Muhammadiyah tegas menolak beberapa kebiasaan masyarakat yang dianggap sebagai bagian dari TBC (Takhayul, bid'ah, dan khurafat) seperti tahlilan, tingkepan, ruwatan, dzikr berjamaah, penggunaan rukyat secara mutlak, dan sebagainya. Muhammadiyah merupakan ormas non-madzhab sehingga praktik fiqhnya tidak merefer ke pendapat ulama-ulama madzhab, namun langsung merujuk ke sumber orisinil keagamaan (Al qur'an dan Sunnah).
Saat ini Muhammadiyah dikenal luas lewat institusi pendidikannya yang bertaburan di Indonesia, dari mulai TK, SD/MI, SMP/Mts, SMA/MA, hingga Perguruan Tinggi. Muhammadiyah juga banyak mendirikan panti asuhan, masjid, lembaga ekonomi, dan lembaga lainnya sebagai pengejewantahan ideologi tajdid (pembaharuan) yang dimilikinya.
Sebagaimana NU, kader maupun warga Muhammadiyah di Indonesia pun tidak memiliki ciri-ciri khusus. Penampilan mereka seperti juga penampilan masyarakat muslim mayoritas di negeri ini.
Situs yang bisa dijadikan rujukan: http://www.muhammadiyah.or.id/
5. Jamaah Tabligh
Jamaah Tabligh adalah sebuah perkumpulan yang didirikan oleh Muhammad Ilyas di India pada tahun 1926. Nama Jamaah Tabligh hanyalah sebutan yang disematkan pada perkumpulan ini, karena pada awalnya Muhammad Ilyas tidak memberikan nama apa pun pada perkumpulan yang didirikannya. Visi utama dari Jamaah Tabligh adalah mengajak kaum muslimin untuk kembali pada Islam serta memurnikan tauhid mereka. Secara praktik, gerakan yang mereka lakukan adalah melalui pendekatan personal, face to face, direct selling, mengetuk rumah demi rumah untuk beribadah di masjid, dan seterusnya. Jamaah Tabligh tidak menggunakan pendekatan ekonomi, sosial, maupun politik seperti halnya gerakan lainnya.
Hal paling signifikan dari Jamaah Tabligh adalah aktivitas yang mereka sebut khuruj, yakni keluar daerah untuk berdakwah selama beberapa waktu. Mereka menggunakan masjid sebagai basis gerakannya. Saat khuruj mereka mengunjungi masjid demi masjid. Seseorang bisa merantau ke luar daerah selama 3 hari, 30 hari, 4 bulan, dan seterusnya tergantung kesiapannya untuk melakukannya. Selain mengajak warga yang mereka kunjungi untuk belajar dan beribadah, mereka juga rutin melakukan mudzakaroh atau pengajian rutin secara berkala ketika khuruj tersebut.
Masyarakat awam mengidentifikasi anggota jamaah tabligh melalui penampilan mereka, dengan sorban, janggut panjang, celana gantung, serta gamis, ataupun rompi. Kaum wanita pada umumnya jarang yang ambil bagian sehingga representasi mereka dinilai dari kaum prianya.
Situs yang bisa dijadikan rujukan: ?
6. 'Salafi'
Berbeda dengan gerakan Islam yang lain, 'Salafi' bukanlah organisasi. Salafi adalah konsep pemikiran yang menisbatkan dirinya pada perilaku Rosululloh, para sahabat, tabi'in, serta ulama-ulama terdahulu (Salaf). Pada dasarnya, kaum muslimin yang meniru praktek keagamaan Rosululloh dan para sahabatnya berhak menisbatkan dirinya Salafi. Namun Salafi yang dimaksud di sini adalah Salafi dalam pengertian eksklusif.
Banyak anggota masyarakat yang menisbatkan kaum 'Salafi' kepada orang-orang yang memiliki konsep fiqh yang khas. Fiqh kaum 'Salafi' dalam banyak aspek (terutama persoalam akidah dan ibadah) mirip dengan Muhammadiyah, namun dalam beberapa aspek yang lain berbeda. Kaum 'Salafi' misalnya, menganggap isbal (pakaian yang dijulurkan di bawah mata kaki) haram, alat musik haram, gambar-gambar haram, demokrasi haram, dan sebagainya. Oleh karena pandangan fiqh yang demikian, banyak orang awam yang memandang Salafi berhaluan 'keras', meski pada hekekatnya itu dikarenakan kaum Salafi sangat berhati-hati terhadap perkara yang diharamkan Alloh.
Dalam aktivitas dakwahnya, mereka menggunakan lembaga pendidikan, media informasi, dan sosial. Kaum 'Salafi' pada umumnya menolak ikut serta dalam gerakan politik.
Ciri-ciri fisik kaum 'Salafi' pada umumnya mirip dengan Jamaah Tabligh, berjanggut panjang dan bercelana gantung. Namun sebenarnya keduanya adalah entitas berbeda. Kaum Salafi menolak praktek khuruj Jamaah Tabligh serta penggunaan hadits-hadits yang mereka anggap dhoif namun tetap digunakan Jamaah Tabligh untuk menyemangati masyarakat awam untuk beribadah.
Kaum Salafi pun berkeyakinan bahwa cadar merupakan bagian dari Sunnah Nabi, sehingga tidak sedikit kaum wanita mereka yang menggunakan cadar. Kaum wanita mereka saat keluar rumah selalu mengenakan jilbab panjang. Sedikit berbeda dengan kaum wanita PKS yang lebih dinamis, kaum wanita Salafi cederung lebih konservatif dalam hal pakaian. Mereka tidak berkenan memakai gaun/jilbab dengan warna mencolok apalagi ditambah hiasan-hiasan corak, bunga, dan sebagainya.
Meski demikian, sekali lagi karena Salafi memang bukan organisasi, penisbatan nama 'Salafi' sangat berlaku luas
Situs yang bisa dijadikan rujukan: http://www.almanhaj.or.id/ ; http://muslim.or.id/
--------------------------------------------------------
Enam gerakan di atas tentu saja belum merupakan representasi semua gerakan Islam. Masih ada gerakan-gerkaan lain seperti Majlis Tafsir Al Qur'an, DDII, Al Irsyad, Persatuan Islam, dan sebagainya yang tidak boleh kita kecilkan perannya. Namun enam gerakan yang disinggung di atas adalah gambaran umum yang skalanya saya kira sudah mengglobal.
Meski Islam kini sangat kaya akan perbedaan, namun selayaknya kita tetap saling menghargai. Beruntunglah kita masih dibingkai dalam satu iman. Dan sesama muslim dilarang untuk saling bertikai, berpecah belah. Ukhuwah Islamiyah harus selalu dikedepankan, dan sinergi satu sama lain harus selalu diupayakan.
Sebagai penutup, ada satu kutipan menarik dari buku yang berjudul Etika Berjamaah, yang ditulis oleh Nur Ahmad. Beliau bilang, "Kewajiban para pekerja dakwah pertama kali adalah menjadikan dirinya sebagai seorang muslim. Apabila mereka sudah menjadi muslim dengan sebenarnya, pastilah mereka akan mampu menjalin ukhuwah, yang saling mencintai meskipun berbeda manhaj dan pandangan atas hakikat amal Islami. Adapun apabila kepekaan kelompok lebih dominan dari kepekaan Islam, rasa kesukuan lebih kuat dari perasaan iman, maka terjadilah penyimpangan dan terpecahbelah lah keutuhan kaum muslimin."
Wallohua'lam
FPI kok gak masuk!padahal menurut saya FPI sangat komitmen memberantas maksiat di Indonesia ..
ReplyDeleteFPI kok gak masuk!padahal menurut saya FPI sangat komitmen memberantas maksiat di Indonesia ..
ReplyDeleteWah, syukron atas komentarnya Mbak. Tanpa mengecilkan peran gerakan yang lain, saat ini saya memang belum sanggup menuliskan semua gerakan Islam yang ada :-)
ReplyDeleteYang membedakan NU dengan ormas2 yg lain adalah juga dalam melihat hubungan negara dengan agama. Bagi NU, label negara tidak penting, yg penting nilai2 Islam bisa terejawantahkan, dan itu bisa dalam negara Pancasila seperti Indonesia. Karena itu, NU bisa menerima Pancasila sebagai asas tunggal (bisa dikatakan satu2nya ormas Islam dalam penerimaan ini). Hasilnya, TERBUKTI tak ada seorang pun teroris, sebagai salah satu wujud Islam radikal, yg lahir dari kalangan NU.
ReplyDeleteSebodoh2nya NU, ajaran NU telah terbukti mampu mengIslamkan orang2 non-Islam (amalan warga Nahdliyin = yg dilakukan para wali dulu). Sementara, ormas seperti HT, PKS, dll hanya bisa memPKSkan, mengHTkan, orang YANG TELAH ISLAM. NU IS THE BEST!
ReplyDeletematerinya bagus, tidak memihak kepada suatu golongan jadi cocok untuk dibaca orang yang awam akan gerakan islam di Indonesia. Tapi ada yang perlu di revisi. Hizbut Tahrir itu partai politik. Syukron.
ReplyDeleteNU berdiri 1926, sedangkan waliyullah ada sebelum tahun itu. Jadi lucu klo ada orang yang beranggapan waliyullah itu NU.
ReplyDeleteLdii bgmna hehe
ReplyDeleteKelihatan ko ini artikelnya org muhammadiyah ..
ReplyDelete"Merefer ke sumber yang orisinil alquran dan hadist"
Lu kira madzhab merefernya ke kitab mbah jambrong..
Tidak ada yang menyalahkan pendekatan madzhab di sini. Tidak ada juga yang menganggap acuan pendekatan madzhab bukan Al Qur'an dan Sunnah.
ReplyDeleteBersatulah.. Maka islam akan kuat dan Jaya !
ReplyDeleteQs. Ar ruum : 30-32
Semangattt para pejuanh agama allah. Tatkala kita haruss bersatu agar kemenangan itu mudah untuk di dapat
ReplyDeleteNU berdiri 1926, Muhammadiyah 1912 dan Syarikat Islam 1905
ReplyDeleteMakasih atas ilmunya
ReplyDeleteSaling menghargai saja dengan perbedaan2 yang ada, baik perbedaan seagama maupun perbedaan antar agama, yang pasti kita orang indonesia harus terbuasa dengan perbedaan, akan tetapi bagaimana agar kehidupan bermasyarakat dan bernegara tetap aman dan harmonis dalam bingkai PANCASILA
ReplyDeleteعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: اِفْتَرَقَ الْيَهُوْدُ عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً، وَتَفَرَّقَتِ النَّصَارَى عَلَى إِحْدَى أَوْ ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِيْ عَلَى ثَلاَثٍ وَسَبْعِيْنَ فِرْقَةً.
Artinya: "Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda, 'Kaum Yahudi telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) golongan atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan kaum Nasrani telah terpecah menjadi tujuh puluh satu (71) atau tujuh puluh dua (72) golongan, dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (73) golongan." (HR Tirmidzi).