Waktu Barokah

"Waktu itu ibarat pedang, jika tidak kau gunakan maka ia akan menebasmu"

 
Ungkapan di atas diambil dari perkataan seorang ulama besar, Imam Asy Syafi'i rahimahullah yang barangkali sudah jamak didengar oleh kebanyakan kita. Kata beliau, selama bergaul dengan kaum sufi ada dua hikmah yang beliau dapatkan, salah satunya adalah kalimat ini. 
 
Karena ungkapan di atas bukanlah ayat atau hadits, kita tentu sah-sah saja menafsirkannya sesuai perspektif kita. Ada orang yang barangkali memaknainya sebagai dorongan untuk lebih bijak me'menej' waktu. Ada pula orang yang mungkin menganggapnya sebagai spirit untuk meningkatkan produktivitas.  Demikian seterusnya dan saya kira tidak ada yang salah dengan itu. Hanya saja izinkan saya dalam tulisan ini memandangnya dari perspektif berbeda: al barokah.

Al barokah dalam kacamata awam bisa diartikan sebagai sesuatu yang jika berada dalam sebuah hal, maka hal tersebut akan mengundang maslahat (kemanfaatan). Oleh karenanya barokah ini tidak memandang apakah sebuah hal itu jumlahnya besar atau kecil. Boleh jadi hal itu kecil, misalnya harta yang sedikit, namun ketika barokah ada di sana, yang kecil itu daya gunanya jadi luar biasa. Sebaliknya bisa saja hal itu besar, misalnya jumlah harta yang banyak, namun tanpa barokah besarnya jumlah harta tersebut itu tidak membawa manfaat apa-apa, bahkan cenderung menjadikan pemiliknya terus menerus-merasa kekurangan. Lantas bagaimana agar barokah itu bisa diperoleh? Jawabnya adalah dengan menempatkan sesuatu itu pada jalur yang Alloh kehendaki, karena barokah hanya akan turun pada sesuatu yang diridhoi Alloh. 
 
Demikian pula halnya dengan waktu. Waktu yang barokah hanya akan didapat pada jalan yang halal, dalam arti digunakan pada aktivitas yang halal serta diperoleh dari cara yang halal. Memangnya ada waktu yang diperoleh dari cara yang tidak halal? jawabnya ada. Bukankah kita sering mendengar istilah mencuri waktu? Misalnya waktunya sekolah/kuliah tapi malah digunakan untuk bolos dan keluyuran, atau waktunya kerja tapi malah dihabiskan untuk bermain game, atau waktunya rapat untuk kemaslahatan umat tapi malah dipakai untuk nonton video porno. Semua kegiatan mencuri waktu seperti itu akan menebas kebarokahan waktu kita.

Tertebasnya kebarokahan waktu kita pun bisa karena penggunaannya yang tidak pada jalur yang dikehendaki Alloh. Kita punya banyak waktu luang, namun waktu itu tidak kita isi dengan ketaatan pada Alloh, tapi malah kita habiskan dengan hal-hal mubazir yang tiada berguna. Itulah penyebab mengapa banyak waktu yang kita lewati namun sedikit sekali manfaat atau perubahan positif yang kita rasakan. 
 
Contohnya bisa kita rasakan sendiri saat menghabiskan waktu dengan facebookan atau bermain game online, atau menonton sinetron. Mungkin tak terasa tiba-tiba waktu sudah berjalan 30 menit bahkan 1 jam, namun kita seolah tidak mendapat apa-apa selain nafsu yang semakin lepas dan keinginan untuk terus mengulang. Sangat berbeda halnya jika waktu kita isi dengan membaca buku atau membaca Al Qur'an. Dalam 15 menit saja, waktu yang berjalan akan terasa berharga karena sudah berlembar-lembar halaman yang kita lahap atau puluhan ayat yang kita baca. Padahal untuk 1 huruf saja Alloh menjanjikan balasan 10 kebaikan.

Sungguh keberkahan dalam waktu-waktu kita adalah harta sesungguhnya yang hendak kita cari, karena hidup kita sepenuhnya bergantung pada waktu. Oleh karena itu marilah kita terus berusaha mempergunakan waktu-waktu yang terbatas itu senantiasa dalam ketaatan kepada Alloh, atau setidak-tidaknya kita berusaha agar jangan sampai waktu kita habis hanya oleh hal yang sia-sia.

Demi masa, sesunggunya manusia itu dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal soleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam kesabaran.

Wallohua'lam

 ----------------------
*(Tulisan ini juga dimuat di situs klikmuhammadiyah.net, tanggal 28 Juli 2012 dengan judul yang sama, sebelum saya posting di blog ini)

Comments

  1. Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha'haa qath'aka,penerjemahan kata " Bijak" bermakna luas serta representatif(dan telah mencakup )semua makna positif dari managemen waktu,bijak meliputi ketepatan dari berbagai sudut pandang baik itu produktifitas,keberkahan,kesusaian,kepantasan,ketepatan,dll .....

    ReplyDelete
  2. Matur nuwun sanget Mbak Neni atas tanggapannya :-)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?