Waktu Barokah
"Waktu itu ibarat pedang, jika tidak kau gunakan maka ia akan menebasmu"
Wallohua'lam
----------------------
*(Tulisan ini juga dimuat di situs klikmuhammadiyah.net, tanggal 28 Juli 2012 dengan judul yang sama, sebelum saya posting di blog ini)
Ungkapan
di atas diambil dari perkataan seorang ulama besar, Imam Asy Syafi'i
rahimahullah yang barangkali sudah jamak didengar oleh kebanyakan kita.
Kata beliau, selama bergaul dengan kaum sufi ada dua hikmah yang beliau
dapatkan, salah satunya adalah kalimat ini.
Karena
ungkapan di atas bukanlah ayat atau hadits, kita tentu sah-sah saja
menafsirkannya sesuai perspektif kita. Ada orang yang barangkali
memaknainya sebagai dorongan untuk lebih bijak me'menej' waktu. Ada pula
orang yang mungkin menganggapnya sebagai spirit untuk meningkatkan
produktivitas. Demikian seterusnya dan saya kira tidak ada yang salah
dengan itu. Hanya saja izinkan saya dalam tulisan ini memandangnya dari
perspektif berbeda: al barokah.
Al barokah dalam kacamata awam bisa
diartikan sebagai sesuatu yang jika berada dalam sebuah hal, maka hal
tersebut akan mengundang maslahat (kemanfaatan). Oleh karenanya barokah
ini tidak memandang apakah sebuah hal itu jumlahnya besar atau kecil.
Boleh jadi hal itu kecil, misalnya harta yang sedikit, namun ketika
barokah ada di sana, yang kecil itu daya gunanya jadi luar biasa.
Sebaliknya bisa saja hal itu besar, misalnya jumlah harta yang banyak,
namun tanpa barokah besarnya jumlah harta tersebut itu tidak membawa
manfaat apa-apa, bahkan cenderung menjadikan pemiliknya terus
menerus-merasa kekurangan. Lantas bagaimana agar barokah itu bisa
diperoleh? Jawabnya adalah dengan menempatkan sesuatu itu pada jalur
yang Alloh kehendaki, karena barokah hanya akan turun pada sesuatu yang
diridhoi Alloh.
Demikian
pula halnya dengan waktu. Waktu yang barokah hanya akan didapat pada
jalan yang halal, dalam arti digunakan pada aktivitas yang halal serta
diperoleh dari cara yang halal. Memangnya ada waktu yang diperoleh dari
cara yang tidak halal? jawabnya ada. Bukankah kita sering mendengar
istilah mencuri waktu? Misalnya waktunya sekolah/kuliah tapi malah
digunakan untuk bolos dan keluyuran, atau waktunya kerja tapi malah
dihabiskan untuk bermain game, atau waktunya rapat untuk kemaslahatan
umat tapi malah dipakai untuk nonton video porno. Semua kegiatan mencuri
waktu seperti itu akan menebas kebarokahan waktu kita.
Tertebasnya kebarokahan waktu kita
pun bisa karena penggunaannya yang tidak pada jalur yang dikehendaki
Alloh. Kita punya banyak waktu luang, namun waktu itu tidak kita isi
dengan ketaatan pada Alloh, tapi malah kita habiskan dengan hal-hal
mubazir yang tiada berguna. Itulah penyebab mengapa banyak waktu yang
kita lewati namun sedikit sekali manfaat atau perubahan positif yang
kita rasakan.
Contohnya
bisa kita rasakan sendiri saat menghabiskan waktu dengan facebookan
atau bermain game online, atau menonton sinetron. Mungkin tak terasa
tiba-tiba waktu sudah berjalan 30 menit bahkan 1 jam, namun kita seolah
tidak mendapat apa-apa selain nafsu yang semakin lepas dan keinginan
untuk terus mengulang. Sangat berbeda halnya jika waktu kita isi dengan
membaca buku atau membaca Al Qur'an. Dalam 15 menit saja, waktu yang
berjalan akan terasa berharga karena sudah berlembar-lembar halaman yang
kita lahap atau puluhan ayat yang kita baca. Padahal untuk 1 huruf saja Alloh menjanjikan balasan 10 kebaikan.
Sungguh keberkahan dalam waktu-waktu
kita adalah harta sesungguhnya yang hendak kita cari, karena hidup kita
sepenuhnya bergantung pada waktu. Oleh karena itu marilah kita terus
berusaha mempergunakan waktu-waktu yang terbatas itu senantiasa dalam
ketaatan kepada Alloh, atau setidak-tidaknya kita berusaha agar jangan
sampai waktu kita habis hanya oleh hal yang sia-sia.
Demi masa, sesunggunya manusia
itu dalam keadaan merugi. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal
soleh, saling menasehati dalam kebenaran, dan saling menasehati dalam
kesabaran.
----------------------
*(Tulisan ini juga dimuat di situs klikmuhammadiyah.net, tanggal 28 Juli 2012 dengan judul yang sama, sebelum saya posting di blog ini)
Al-Waqt ka al-saif. Fa in lam taqtha'haa qath'aka,penerjemahan kata " Bijak" bermakna luas serta representatif(dan telah mencakup )semua makna positif dari managemen waktu,bijak meliputi ketepatan dari berbagai sudut pandang baik itu produktifitas,keberkahan,kesusaian,kepantasan,ketepatan,dll .....
ReplyDeleteMatur nuwun sanget Mbak Neni atas tanggapannya :-)
ReplyDelete