Pekerjaan dengan Tujuan

Kata-kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa apa pun itu setidaknya terdiri dari kata kerja, kata, benda, dan kata sifat. Dan seperti menjadi suatu hal yang berlaku umum, setiap kata kerja pada umumnya akan mejadi predikat dari subjek yang dilekatinya.

Begitu pula dengan kita, manusia. Predikat yang pantas kita dapatkan akan sangat terkait dengan kerja kita, aktivitas kita. Semakin berharga pe'kerja'an kita, semakin berharga pula predikat kita, yang juga berarti semakin beharga nilai diri kita.

Banyak manusia yang terlupa tentang kerja yang telah, sedang, dan akan mereka lakukan. Lupa tentang nilai pekerjaan mereka yang sesungguhnya memberi nilai pada diri mereka. Ada orang yang menghabiskan waktunya nongkrong di depan TV, kongko-kongko di jalanan, mal, atau pusat-pusat hiburan untuk sekedar menghabiskan waktu. Bila didaftar pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan 'hanya' sekedar untuk menghabiskan waktu, mungkin akan penuh buku tulis berisi 100 lembar.

Satu hal yang kemudian menjadi landasan utama. Waktu akan selalu terkait dengan kehidupan kita. Dengan demikian, apa sesungguhnya tujuan hidup kita? Dengan kembali mengingat-ingat itu, kita kemudian bisa kembali merenungkan apakah pekerjaan kita cukup relevan dengan tujuan tersebut?

Lagi, kira-kira apakah yang akan terjadi jika dalam permainan sepak bola dilakukan tanpa gawang, di mana para pemain hanya oper-operan bola saja? Permainan sepak bola hanya akan seru dan menarik untuk dilihat ketika jelas tujuannya. Mencetak gol ke gawang lawan. Begitu pula diri kita yang akan berharga ketika setiap aktivitas kita selalu punya 'gawang' yang jelas untuk ditujua. Punya 'gawang' yang jelas ke mana bola akan kita sasarkan. Tentu saja akan lebih seru lagi ketika jalan menuju ke sana membutuhkan perjuanga karena dijaga oleh pemain belakang dan kiper yang kompeten.

Tidak ada kata terlambat selama kita masih bisa merasakan nafas mengalir. Bila tujuan tersebut pudar, maka perjelaslah kembali.

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?