Overview Kuliah Ekonomi
Belajar ilmu ekonomi kini semacam
deja vu bagi saya. Bagaimana tidak. Di
SMA ketemu, di kuliah S1 ketemu. Nah, sekarang di magister saya ketemu lagi
dengan barang yang satu ini. Ekonomi memang gak
ada matinye. Namun saya bersyukur, perspektif saya pada ilmu ekonomi
sekarang ini sudah jauh lebih clear. Artinya, konsep-konsep ekonomi yang
beragam itu sudah tidak lagi abstrak. Semuanya sudah terbayang, dan mampu
dikonstruksi dengan baik di alam imajinasi saya. Mungkin karena pengalaman saya
sebagai pengamat amatiran saat jadi aktivis dulu ditambah sekelumit background saya sebagai seorang
usahawan. Alhamdulillah.
Secara konsep, ilmu ekonomi lahir
dari kebutuhan manusia akan kompromi terhadap dua hal: keingingan yang tidak
terbatas dan sumber daya yang terbatas. Dua aspek inilah yang akhirnya
menciptakan sesuatu yang disebut kelangkaan. Mengapa langka? Karena pasti ada
batasan di mana ketersediaan sumberdaya itu tidak akan lagi mencukupi keinginan
kita. Dari kelangkaan itu, lantas kita sebagai manusia mau tidak mau, suka
tidak suka harus memilih. Sumberdaya yang kita miliki harus kita gunakan untuk
memenuhi keinginan kita yang bagaimana? Begitulah kira-kira.
Kelangkaan ini identik dengan
keterbatasan, dan ini juga menjadi kata kuncinya. Artinya, ilmu ekonomi adanya
dalam tataran produk (barang atau jasa) yang sifatnya langka atau terbatas.
Jadi jika sifatnya tidak langka alias bebas dan bisa kita gunakan di manapun kapanpun
(udara untuk bernafas misalnya) dia tidak termasuk dalam bahasan ilmu ekonomi. Nah,
ada 3 hal yang bisa termasuk di kategori terbatas ini. Pertama sumberdaya alam,
kedua sumberdaya manusia, dan ketiga sumberdaya modal atau man-made resources. Karena sifatnya yang terbatas, 3 sumberdaya ini
haruslah dikelola sedemikian rupa agar segala kebutuhan manusia (tanpa
terkecuali) bisa dipenuhi dengan baik. Pengelolaan sumberdaya inilah yang
kemudian sering diistilahkan dengan ekonomi. Dan ilmu yang mempelajarinya
disebut ilmu ekonomi.
Ada ilustrasi menarik yang
disampaikan saat kuliah tentang kelangkaan. Intinya kelangkaan itu tidak hanya
terjadi karena ketidaktersediaan barang, tapi juga bisa karena kondisi politis
serta saluran distribusi yang terhambat meski barangnya ada. Ilustrasinya
adalah ketika harga wol di Australia jatuh di pasaran. Karena kondisi
perekonomian mereka saat itu memang sedang buruk, tak ada lagi yang bisa
diusahakan untuk mendongkrak harga wol selain mengurangi suplai wol. Bagaimana
cara paling praktis mengurangi suplai wol? Yakni dengan membunuh domba yang ada
di sana. Nah, negeri seperti Australia adalah salah satu negeri dengan populasi
domba terbesar di dunia. Jadi, kalau mereka sudah menetapkan kebijakan membunuh
domba, itu bukan lagi skala ratusan dan ribuan, tapi sudah jutaan domba yang
akan dimusnahkan. Lalu mengapa domba-domba itu tidak dijual saja? Jawabnya
karena setelah dihitung-hitung, mereka tak punya cukup sumberdaya lagi untuk
sekedar mengumpulkan lalu menjualnya. Akhirnya dibuatlah satu lubang raksasa,
kemudian domba-domba malang itu digiring ke sana dan di sana pula mereka
(domba-domba itu dieksekusi) dengan cara ditembak.
Nah, padahal di belahan dunia
yang lain, bisa jadi ada negara yang kekurangan suplai daging. Domba-domba itu
bisa jadi sumber daging yang layak untuk konsumsi di negara itu. Namun
lagi-lagi karena keterbatasan sumberdaya, mereka tak punya kesanggupan untuk
membelinya dari Australia, akhirnya suplai daging itu hilang sia-sia. Di sini
kelangkaan menjadi muncul akibat terhambatnya saluran distribusi.
Penyikapan terhadap model kelangkaan seperti ini sering dibahas di ilmu ekonomi. Oleh karena itu tak heran juga kalau ekonomi menjadi instrumen yang sangat powerful untuk mengelola dunia. Bukan maksud melebay-lebaykan tapi memang begitulah adanya. Saya pantas berpikir, kalau kita punya basic ilmu ekonomi yang mumpuni, insyaAlloh semakin taktis kita bisa menyikapi keadaan. Inilah yang membuat saya betah dan selalu bersemangat di kuliah ini. Semoga Alloh memelihara semangat itu seterusnya. aamiin
ayo kak, sering-sering posting overview kuliahnya..biar serasa ikut kuliah MB juga saya..
ReplyDeleteOke Mbak Nurul. Doakan semoga bisa konsisten memposting :)
ReplyDelete