Reaktualisasi Aktivisme Islam Abad 21 [Sharing Kajian]


Sharing singkat hasil kajian online, semoga dihitung Alloh sebagai penambah amalan di 10 terkhir Ramadhan.

Malam Selasa (11/05) yang lalu dilaksanakan sebuah kajian online yang dilaksanakan oleh Yayasan Rumah Kepemimpinan bekerja sama dengan DKM berbagai masjid di seputar Depok. Kajian kali ini bertajuk “Reaktualisasi Aktivisme Islam Abad 21”. Dalam tema tersebut pemateri yang diundang adalah Shofwan Al Banna Chairuzzad, Ketua Produi Hubungan Internasional di UI sekaligus seorang yang sudah dikenal luas memiliki track record cukup baik dalam dunia aktivisme Islam.

Singkat cerita, pada saat itu pemateri membahas dua hal utama. Pertama, adalah soal sejarah orientasi gerakan Islam kontemporer, dan yang kedua adalah soal bagaimana para aktivis Islam di zaman sekarang merespon perubahan situasi. Beberapa highlight yang bisa saya rangkum antara lain:

1.  Gerakan Islam kontemporer yang muncul di awal abad ke-20 sebagian besar hadir untuk merespon isu yang sama, yakni ketidakadilan akibat kolonialisme. Ketidakadilan ini termanifestasi dalam berbagai bentuk: monopoli, diskriminasi dalam perlakuan hukum, pembatasan akses atau control dan kekuasaan, dll yang notabene bersifat struktural. Oleh karena itu orientasi dari gerakan-gerakan ini secara umum terletak pada upaya untuk mengubah struktur tadi supaya ketidakadilan itu bisa hilang atau direduksi. Ini terjadi mulai dari gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir, Jamaat Al Islami di Pakistan, hingga Sarekat Dagang Islam (Sarekat Islam) di Indonesia.

2.  Pada abad 21, dunia menghadapi situasi yang berbeda. Kolonialisme sudah tidak ada. Akar dari ketidakadilan atau ketimpangan yang ada saat ini bukan berasal dari kolonialisme sebagaimana di masa dahulu. Oleh karena itu, menggunakan settingan gerakan di zaman dahulu atau menduplikasi model kerja mereka untuk menghadapi tantangan di masa sekarang tidak akan membawa umat ke mana-mana. Gerakan Islam saat ini butuh orientasi yang lebih up to date.

3.  Fenomena di zaman sekarang, banyak yang melakukan glorifikasi terhadap sosok ataupun kelompok tertentu di masa lalu, akan tetapi abai dari menyelami konsep utuh pemikiran mereka. Banyak yang mengidolakan sosok A, namun jarang sekali menggali gagasannya secara mendalam, dan menganalisa mengapa gagasan semacam itu bisa muncul. Memahami konteks, latar situasi, zaman yang mereka alami, serta respon yang mereka berikan akan sangat membantu para aktivis di zaman sekarang untuk mengambil relevansi di zaman ini.

4.  Satu hal yang masih menjadi PR bersama, adalah mendefinisikan yang dimaksud dengan kebangkitan Islam. Sepanjang definisi ini belum ditemukan secara konkret, maka sepanjang itu pula gerakan Islam berjuang tanpa arah.

5.  Bagi pemateri, makna kebangkitan Islam di zaman sekarang tidak bisa lagi didefinisikan dengan munculnya sebuah entitas politik yang memenangkan kekuasaan di suatu negara. Meski itu sah-sah saja. Hal ini mengingat di zaman ini kekuasaan sudah sangat terdesentralisasi. Negara bukan tidak lagi menjadi aktor satu-satunya. Ada perusahaan multinasional, ada pula organisasi global. Selain itu wujud kekuasaan juga semakin tidak hierarkis, melainkan makin mengarah ke jaringan (network).

6.  Pemateri sendiri cenderung menganggap aktivitas gerakan Islam sekurang-kurangnya perlu diorientasikan untuk mencapai 2 hal: 1) munculnya entrepreneur-enterprenuer muslim di level global yang mampu mengubah peta keunggulan komparatif, sehingga mengurangi ketergantungan bangsa-bangsa muslim atas sumberdaya ekonomi pihak lain. 2) ramainya masjid-masjid serta tampilnya ia sebagai pusat inovasi masyarakat, di mana kehadiran masjid menyediakan jawaban atas problem mereka serta menyediakan ruang-ruang untuk pengembangan diri secara besar-besaran.

7.  Ada banyak orang baik di banyak tempat. Friksi sesama orang baik adalah hal yang tidak perlu. Minimalkan friksi dengan mengedepankan prasangka baik, membuka dialog, dan aksi-aksi kolaborasi. Di zaman ini tak ada satu entitas pun yang bisa berhasil sendiri tanpa dukungan entitas lain. Oleh karena itu, orientasi berikutnya dari gerakan Islam adalah sebanyak mungkin memperbanyak orang-orang baik di berbagai tempat, buat agar mereka excel di bidangnya masing-masing dan menjadi champion. 

Wallohua’lam bishowab.

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?