Buka Bersama

Biasanya kira-kira pertengahan Ramadhan atau pekan terakhir menjelang Syawal, banyak ajakan untuk ngadain buka bersama. Niatnya buat silaturrahim, dan lazimnya sekalian reunian. Dengan kawan SMA, kawan seorganisasi pas jaman mahasiswa, atau sekedar kawan yang udah lama gak bersua.

Cuma belakangan ini saya ada perasaan agak-agak gimana gitu kalau diajak acara buka bersama. Apalagi kalau buka bersamanya di restoran. Bukan karena buka bersama itu nggak baik. Itu baik. Tapi kadang gara-gara ikut acara buka bersama di restoran, sholat maghribnya jadi buru-buru karena biasanya musola di restoran bersangkutan akan over capacity. Rawatib? ah, 99% saya yakin bakal gak terlaksana juga karena "kloter" berikutnya sudah menunggu di belakang.

Kadang, for special case, sholat berjamaah isya pun bisa jadi terlewat. Entah karena hidangannya yang terlambat datang, atau simply karena terlalu lama bercengkerama. Jarang sekali saya menemui acara buka bersama yang endingnya sampai sholat Isya bersama. Syukur alhamdulillah kalau sampai tarawihnya pun bersama.

Mungkin perlu kita desain ya, acara buka bersama yang lebih akomodatif. Misalnya ngadain acara buka bersama di masjid. Jadi setelah buka, kita bisa langsung sholat. Selesai sholat, lantas lanjut makan dan bercengkerama lagi. Hidangannya? Kalau memang lagi gak kepengen menu bukaan ala masjid, kita bawa sendiri saja. Atau pesen delivery dari restoran waralaba. Toh, esensi acara buka bersama ada pada silaturrahimnya bukan? :)

Wallohua'lam

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?