My Vote for The Dark Knight Rises




Saya mungkin termasuk yang ketinggalan zaman, baru berkesempatan menonton film The Dark Knight Rises beberapa hari yang lalu. Kalau boleh berpendapat, ini film superhero terbaik yang pernah saya tonton. Apalagi kalau filmnya sudah lulus sensor. Anyway, meskipun saya sadar ini bukan film sempurna (kalau menyempatkan diri surfing di dunia maya bisa kita temukan banyak kritik buat film ini), bagi saya tetap tidak mengurangi inspirasi yang bisa saya peroleh seusai menonton. It's very powerful, very empowering.

Beda dengan edisi film batman sebelumnya, bahkan part I dan II-nya meski ada di trilogi yang sama, part III ini menyuguhkan tidak semata aksi si Bruce Wayne dan alternate egonya melawan musuh, tapi juga memperlihatkan bagaimana orang-orang baik yang ada di Gotham itu juga turut berperan signifikan memperjuangkan kota. Yang selama ini sering kita lihat kan, biasanya film superhero selalu menjadikan si superhero sebagai sosok pamungkas yang jadi solusi sejuta umat. Pokoknya segalanya ya si superhero itulah. Nah, tapi di film kali ini tidak. Ada peran vital inspektur Gordon, detektif John Blake, Mr. Fox, satuan kepolisian, sampai si nyentrik Selena. Dengan kata lain batman kali ini tidak berjuang sendiri. Mereka berjuang sama-sama. Dan disitulah menurut saya nilai lebihnya.

Setelah itu, plot di film ini juga tidak sederhana dan tak gampang ditebak. Ada banyak kejutan di dalam cerita. Bagaimana justru karena rasa cinta seorang Alfred, ia malah meninggalkan Bruce seorang diri. Bagaimana ternyata seorang John Blake kelak akan mewarisi batcave-nya batman. Bagaimana di tengah sakitnya, inspektur Gordon tetap bisa diandalkan. Sajian jalan cerita seperti justru menunjukkan film yang lebih manusiawi dalam perspektif saya. Yah, mungkin dari skala dari 1-10, saya akan beri nilai 9,1 untuk film ini.

Tak lupa dari film ini saya terinpirasi tentang beberapa hal. Pertama, bahwa hidup memang terlalu besar untuk bisa dijalani sendiri. Sekuat apa pun kita, kita tetap butuh orang lain karena kekuatan kita itu tidak akan pernah cukup mampu memikul beban. Kedua, bisa jadi ada potensi orang-orang di sekitar kita yang selama ini belum kita kenali dengan baik sehingga penghargaan kita terhadap orang tersebut kurang. Padahal bisa jadi ia punya sesuatu yang tidak kita duga dan andai kita tahu bisa membuat kita berdecak kagum subhanalloh. Terus memelihara silaturrahim pun jadi pilihan yang mesti diambil supaya suatu saat nanti kita berkesempatan untuk saling bersinergi. Ketiga, hidup memang penuh kejutan. Barangkali sudah Alloh gariskan seperti itu, karena justru kejutan itu yang seringkali membuat hidup ini lebih indah untuk dijalani.

Wallohua'lam :)

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?