CEO Forum: Johari Zein


Jalan Spiritual Ala JNE 



CEO Forum, 4 Juni 2013
Bersama Bapak Johar Zein, Managing Director JNE

Tiada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan pula“ QS Ar Rahman: 60 

CEO Forum kali ini dimulai dengan sebuah iklan audio visual yang menarik dari JNE. Dalam iklan itu diceritakan seorang kurir JNE yang memulai harinya dengan indah bersama keluarga yang harmonis. Ia berangkat kerja sekaligus mengantarkan anak laki-lakinya ke sekolah. Dalam perjalanannya ke kantor, ia menemukan seorang ibu yang sedang tertatih-tatih membawa barang belanjaannya yang berat. Kurir tersebut pun tak segan-segan kemudian langsung menawarkan bantuan, mengantarkan sang ibu langsung ke tujuannya. Sesampainya di kantor, sang kurir tak lupa menyapa rekan-rekannya di sana dengan senyum cerah ceria dan dibalas dengan cara yang sama pula. Sang kurir pun melanjutkan tugasnya mengantarkan barang dengan riang gembira, tak lupa sesungging senyum selalu diberikan bagi pelanggan yang menerima pesanannya. Iklan ini ditutup dengan sebuah moto, JNE delivering happiness.

Sebuah iklan berdurasi kurang lebih 30 detik ini seakan ditujukan untuk menggambarkan budaya khas perusahaan. Kebahagiaan, nilai-nilai moral dan pemaknaan akan spiritualitas menjadi sebuah ciri tersendiri bagi JNE. Di tengah dinamika dunia bisnis yang sarat pragmatisme dan sikut menyikut, JNE seakan tidak ingin terbawa arus dengan meninggalkan nilai-nilai intrinsic manusia tersebut. Di JNE, nilai-nilai moral menjadi sebuah template yang diyakini oleh pihak manajemennya turut menyangga eksistensi perusahaan dari waktu ke waktu.

Setidaknya hal itulah yang dapat ditangkap dari pemaparan singkat Bapak Johar Zein pada kesempatan kali ini. Mengakui dirinya sebagai mualaf, beliau merasakan adanya penghargaan terhadap nilai-nilai spiritual yang kental di perusahaannya. Program-program amal, pemberian sembako, reward besar kepada karyawannya, program beasiswa, orang tua asuh, dan sebagainya menjadi hal yang tidak jarang dilakukan perusahaan. Meminjam istilah sufistik, perusahaan kerap memancarkan energi positif di seluruh lingkungan kerjanya. Praktis, perusahaan tidak hanya menjalankan aktivitas bisnis dengan orientasi keuntungan duniawi semata, tapi juga melakukan aktivitas-aktivitas yang menunjukkan kepedulian kepada sesama yang berorientasi ukhrawi. Selain itu, segala keputusan yang dibuat perusahaan, menurut paparan Bapak Johari, akan selalu memiliki pemaknaan spiritual.

Budaya yang kental dengan spiritualitas tersebut selain dengan program-program charity keluar, juga diupayakan diinternalisasikan ke dalam perusahaan sendiri. Misalnya saja, seperti ketika JNE menjadi salah satu pelopor asosiasi perusahaan jasa pengiriman untuk menandatangani nota kesepakatan anti suap, konsep anti suap menjadi konsep yang diterapkan dengan strict di perusahaan. Meski konsekuensinya JNE harus rela melepas pasar potensialnya, JNE tak bergeming dengan prinsip ini. Begitu pula saat pembangunan gedung baru yang tak kunjung memperoleh izin penggunaan karena ketiadaan uang “pelicin”, JNE tetap menolak untuk memberikannya. Kata Pak Johari, lebih baik pengerjaan bisnisnya terus tertunda ketimbang bisnisnya berjalan dalam ketidakberkahan.

Spiritualitas yang kental juga terasa ketika JNE berkomitmen untuk memberikan training ESQ pada sekitar 6300 karyawannya di seluruh Indonesia. Training ESQ sengaja dipilih karena ia dianggap sebagai training yang dinilai mampu membentuk karakter dengan spiritualitas tinggi. Selain itu terlihat pula spiritualitas perusahaannya pada komitmen manajemen untuk memberangkatkan karyawan yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun untuk berangka umroh, dengan biaya perusahaan. Begitu pula dengan tawaran untuk menjadi agen bagi sebagan karyawannya yang di-PHK pada saat perekonomian sedang lesu, juga menunjukkan spiritualitas perusahaan. Paradigma mendasarnya sangat sederhana, bahwa spiritualitas itu dimaknai tidak hanya berupa amal ibadah yang bersifat vertikal dan dilakukan di ruang privat antara individu dengan Alloh, tapi juga lebih luas dari itu juga harus dipraktekknya dalam bentuk bantuan atau sekedar kepedulian kepada sesame. Sebuah paradigma yang diakui kembali oleh Bapak Johari berasal dari pemaknaan terhadap Al Ma’un di Al Qur’an.

Pada akhirnya, semua bentuk spiritualitas itu dinilai memberikan dampak yang langsung dan nyata bagi eksisitensi JNE hingga sekarang. Berbagai prestasi JNE yang bisa dilihat kini seperti peroleh beberapa penghargaan tingkat nasional, jumlah counter yang tersebar lebih di 350 kota di Indonesia, jaringan pengiriman hingga ke mancanegara, nilai ekuitas merk yang terus membesar, jalinan kerjasama dengan banyak perusahaan logistik multinasional dan para importer, termasuk selamatnya JNE dari kerusuhan Mei tahun 1998, dinilai oleh beliau sebagai salah satu efek dari kepedulian dan kebaikan yang pernah dilakukan JNE. Dengan kata lain Alloh memang nyata-nyata membalas sebuah perbuatan baik dengan kebaikan pula. Persis seperti yang Al Qur’an sampaikan dalam QS Ar Rahman: 60, bahwa “Tidak ada balasan bagi kebaikan kecuali kebaikan pula”

Paparan singkat mengenai spiritualitas dalam bisnis memberikan inspirasi tersendiri, bahwa ia memang perlu ada dan terbukti tidak memberikan dampak negatif bagi kelangsungan usaha. Malah sebaliknya, pemaknaan sekaligus penghargaan terhadap aspek-aspek spriritual memberikan dorongan bagi sebuah bisnis untuk tetap mampu sustainable dalam jangka panjang. Tak perlu heran, karena memang apabila sebuah bisnis sudah berada dalam koridor yang Alloh ridhoi, siapa lagi yang mampu merusakkannya?

Wallohua’lam

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?