Posts

Showing posts from September, 2017

Ini Soal Empati Sebenarnya

Urus aja urusan negerimu sendiri, gak usah urus urusan negeri orang lain ---- Sering ya baca komentar begitu. Rasanya getir-getir pedas. Biasanya dia muncul kalau ada isu-isu tentang Palestina. Sekarang dia muncul lagi saat ada isu tentang Rohingya. Saya yakin komentar itu muncul dari rasa sinis saja, bukan dari kecintaan yang menggebu-gebu pada negerinya (seperti orang kasmaran yang gak mau perhatian pada kekasihnya dibagi dua). Dan saya juga yakin yang komentar sebenarnya j uga gak konsisten-konsisten amat dengan logika argumennya. Terbukti, dia sendiri lebih memilih mengomentari statemen orang lain ketimbang mengurus mulut atau jarinya sendiri. Kalau mau diseriusin, komentar senada itu sebenernya mudah dibantah. Dari mulai jawaban ngeyel semisal, "Mulut-mulutku, ya sukak-sukak ku lah", sampe yang argumentatif semisal "mengurus urusan negara lain tak otomatis mengabaikan urusan negara sendiri, Neng". Atau "Kekerasan di sana akan bera

Antara Kafir dan Ateis

Dulu saya pernah punya pemahaman kalau non-muslim yang beragama dan ateis itu keduanya serupa. Sama-sama kafir dalam pandangan Islam. Oleh karena itu Hindu, Budha, Kristen, Yahudi, Zoroaster, Shinto, sampai Ateis layak diperlakukan sama. Tapi sekarang pemahaman saya agak sedikit berubah. Dalam ranah perlakuan antar sesama manusia, eksistensi mereka harus tetap diakui. Tapi dalam ranah perlakuan ideologis, ateis dan non-muslim yang beragama tak bisa lagi diperlakukan sama. Ini soal standar perilaku dalam bermuamalah. Kafir yang "beragama" setidaknya masih punya irisan kesamaan dalam hal apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dengan ajaran Islam. Tidak boleh mencuri, tidak boleh berzina, tidak boleh mabuk-mabukan, berjudi, dan seterusnya. Kalau kafirnya tak beragama, standar moral mana yang bisa dijadikan acuan? Semuanya akan serba relatif bagi mereka. Zina bisa dianggap boleh-boleh saja. Maka saat kaum muslimin memperjuangkan agar tindakan zina diberikan sanksi hukum, m