Alloh Memang Maha Baik

Ada sebuah pengalaman yang mau saya share kali ini. Pengalaman yang entah untuk yang keberapa kalinya membuktikan bahwa Alloh itu Maha Baik. Pengalaman itu soal kunci motor.

Mungkin sudah jadi bawaan saya selama ini punya sifat kurang teliti. Lalai. Teledor. Gampang lupa. Nyaris setiap pagi sebelum saya berangkat kerja selalu ada pertanyaan semacam ini sama isteri, “Dek, dompet Mas dimana ya?”, “Dek, kacamata Mas tadi mana ya?”, “Dek, ngeliat kunci kereta Mas nggak?” Kalau pakai gayanya Dodit Mulyanto, mungkin isteri saya harusnya bilang begini, “Mas yang punya barang, Mas yang naruh barang, terus Adek yang harus nyari..!!?” Biasanya sekitar 2-5 menitan habis waktu kami buat mencari, dan memang Alhamdulillah selalu ketemu. Dan ajaibnya dari 1000 kali saya kehilangan barang, 999 kali yang menemukan itu isteri saya (tepuk tangan buat isteri saya…).
---

Tapi hari itu situasinya agak beda. Waktu itu saya baru pulang dari kantor naik krl (commuter line), dan sampai di stasiun Bogor sekitar 5 menit setelah adzan maghrib. Saya belum sholat. Buru-buru saya langkahkan kaki ke tempat parkir stasiun. Langsung menuju spot parkir langganan saya. Sepeda motor pun saya nyalakan. Mesin menyala, motor melaju, mampir sebentar buat bayar parker, dan saya pun pulang ke rumah. Sesampai di depan rumah, sepeda motor saya matikan. Eits… tunggu. Saya terkejut kunci motor saya tak ada di knop starter. Astaghfirullah!!!. Kemana kunci motor saya!!? Darah naik ke ubun-ubun. Panik. Gimana cara mematikan ini motor tanpa kunci?

Sejurus kemudian saya pun mengira jangan-jangan si kunci terjatuh dalam perjalanan pulang dari stasiun. Tanpa ba bi bu, saya pun berbalik arah. Menyusuri jalan yang saya lewati antara stasiun dan rumah. Isteri yang sudah menyambut di depan rumah melongo. Kali ini tak mungkin saya bertanya, “Dek kunci motor mas ada di mana?”

Jam menunjukkan pukul 18.19 WIB. Hari sudah gelap. Saya masih belum sholat. Jarak rumah saya ke stasiun sekitar 1 km. Dan saya harus memaksa diri ‘mantengin’ jalan mencari kunci yang kemungkinan jatuh (baru kemungkinan) di sepanjang jalan itu. Pekerjaan menjadi semakin berat karena qodarulloh saya punya masalah dengan penglihatan di malam hari. Ini semacam misi level ‘S’. Sepanjang jalan saya terus berdzikir, “Alloh Maha Baik, Alloh Maha Baik…ya Alloh temukanlah kembali kunci motor hamba” sambil terus menjaga prasangka baik pada Alloh.

Singkat cerita sampailah lagi saya di stasiun, sepanjang jalan sudah saya sisir dan kunci motor itu belum ditemukan. Hampir putus asa, saya beristighfar, “Astaghfirulloh, Astaghfirulloh”, pun sambil muhasabah diri, “Dosa apa yang saya lakukan baru-baru ini? Atau jangan-jangan itu peringatan atas dosa saya seminggu lalu, atau sebulan lalu, atau dua bulan lalu yang belum Alloh ganjar?”

Pikiran pun menerawang strategi penyelesaian masalah, “Bagaimana caranya mematikan motor ini di rumah? Pinjam kunci motor tetangga? Ah, tapi seingat saya tak ada tetangga yang motornya Revo keluaran 2007 seperti saya. Atau gimana kalau saya bawa ke bengkel? Eh, ini maghrib bengkel yang buka ada dimana? Pikiran pun terus mencari-cari celah penyelesaian. Dan belum ketemu.

Nyaris putus asa, dzikir dan doa itu pun saya perkuat, “Alloh Maha Baik, Alloh Maha Baik…ya Alloh temukanlah kembali kunci motor hamba.” Itu mungkin salah satu doa saya dengan suasana hati paling pas. Penuh harap sekaligus cemas. Ragu tapi terus meyakinkan diri dan menjaga prasangka baik pada Alloh. Waktu itu saya bahkan sampai bernazar, tidak akan melakukan suatu hal sampai bulan Romadhon kalau kunci itu berhasil ditemukan.

Endingnya, dalam perjalanan kembali dari stasiun tetiba di tengah jalan ban motor saya seperti menabrak sesuatu, dan menimbulkan bunyi seperti krincingan. Saya berhenti. Mengamati. Rasa-rasanya bentuknya seperti kunci. Tak jelas memang karena warnanya hitam. Saya mendekat. Mata menatap lebih lekat. Dan betul ternyata itu dia kunci saya!!! Alhamdulillah ya Alloh, Engkau kabulkan doa saya!! Di tengah situasi yang menurut saya hampir mustahil, Alloh menunjukkan kuasa-Nya.

Bagi sebagian pembaca, case di atas mungkin tampak remeh. Tapi tidak bagi saya. Dan rekan-rekan pembaca harus menjadi saya untuk paham bagaimana rasanya panik sebelum kunci yang ternyata sudah dol itu ditemukan, dan bagaimana kelegaan setelah dia kembali di tangan. Ini pengalaman yang membuktikan bahwa Alloh maha Pengijabah doa. Tak ada yang mustahil bagi Alloh. Alloh Maha Baik.
----

Comments

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?