Posts

Showing posts from March, 2012

Siapa yang Mau Jadi Petani?

Image
Tulisan ini terinspirasi dari berita yang diturunkan oleh republika online beberapa waktu yang lalu, terkait mengapa banyak lulusan IPB yang bekerja di luar sektor pertanian. Sebagai salah seorang alumninya, saya tergelitik untuk sedikit memberikan respon atas pemberitaan itu. "Siapa yang mau jadi petani?" Andai ada pertanyaan seperti itu yang dilontarkan seorang guru di hadapan murid-muridnya, saya ragu ada anak yang akan mengacungkan tangannya. Barangkali memang sudah jadi rahasia umum, bahwa menjadi petani itu identik dengan berpenghasilan kecil dan tidak prestisius. Petani juga dianggap pekerjaan yang melelahkan, dan beresiko. Andai diurutkan, karir sebagai petani mungkin akan ditempatkan di klasemen bawah cita-cita, jauh di bawah profesi dokter, polisi, guru, tentara, arsitek, penyanyi, model, dan sebagainya. Meski tidak mutlak, tapi entah mengapa saya yakin seperti itu. Setidaknya itu berlaku buat sebagian besar anak-anak muda zaman sekarang. What's w

Ruang Kuliah Itu Kusebut Meja Makan

Image
Ada suasana berbeda setiap kali saya menghabiskan sesuap demi sesuap nasi di meja makan ini. Ba'da Isya, setelah segala kewajiban tertunaikan, sesaat ketika rasa lelah hendak dicairkan, di sini lah saya beradu pandang. Di meja makan ini. Saya beruntung, bisa menggantikan peran adik terkecil saya menemani orangtua selepas ia pergi merantau untuk kuliah. Bapak dan Ibuk jadi tak kesepian di rumah. Maka momen-momen berharga ketika saya kecil pun terulang kembali. Kuliah di meja makan. Saya menjadi siswanya, sedangkan Ibuk atau Bapak yang jadi pengajarnya. Di meja makan ini lah kami sering bercengkrama, bercerita, mendengar nasehat, diskusi, bahkan tak jarang berdebat tentang sebuah persoalan. Masih teringat jelas ketika dulu saya dan Ibuk pernah bertengkar membahas poligami. Maklum, sesosok Da'i muda yang dulu dikagumi Ibuk berubah haluan, menggaet isteri tambahan. Saya setuju-setuju saja, tapi Ibuk tidak. Mulai lah beragam alasan dikemukakan. Argumen sana sini dibermun