Posts

Showing posts from October, 2012

Overview Kuliah Ekonomi (bag. 2)

Sepuluh Prinsip Dasar Ilmu Ekonomi Pada dasarnya ada 3 hal yang menjadi cakupan ilmu ekonomi. Pertama adalah bagaimana suatu pihak (baik skala individu maupun kolektif) membuat keputusan tentang sumberdaya. Kedua, bagaimana interaksi pihak itu dengan pihak lainnya, mengingat nyaris semua pemenuhuan kebutuhan suatu pihak pasti membutuhkan keberadaan pihak lain. Ketiga adalah tentang bagaimana secara umum perekonomian itu bekerja. Para ilmuwan, seperti Mankiw, menjabarkan 3 hal di atas ke dalam 10 prinsip dasar. 1. Orang selalu menghadapi tradeoffs. Artinya setiap keputusan yang dibuat atau pilihan yang diambil pasti akan ada korbannya. Entah itu pilihan yang terbuang karena tidak diambil ataupun konsekuensi dari pilihan yang diambil. Seperti kata Stephen R. Covey, jika kita mengangkat satu ujung tongkat secara bersamaan kita akan mengangkat ujung tongkat yang lain. Bentuk konsekuensi itu akan bergantung pada apa keputusan yang dibuat atau pilihan yang diambil. Beda piliha

Overview Kuliah Ekonomi

Belajar ilmu ekonomi kini semacam deja vu bagi saya. Bagaimana tidak. Di SMA ketemu, di kuliah S1 ketemu. Nah, sekarang di magister saya ketemu lagi dengan barang yang satu ini. Ekonomi memang gak ada matinye . Namun saya bersyukur, perspektif saya pada ilmu ekonomi sekarang ini sudah jauh lebih clear. Artinya, konsep-konsep ekonomi yang beragam itu sudah tidak lagi abstrak. Semuanya sudah terbayang, dan mampu dikonstruksi dengan baik di alam imajinasi saya. Mungkin karena pengalaman saya sebagai pengamat amatiran saat jadi aktivis dulu ditambah sekelumit background saya sebagai seorang usahawan. Alhamdulillah. Secara konsep, ilmu ekonomi lahir dari kebutuhan manusia akan kompromi terhadap dua hal: keingingan yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas. Dua aspek inilah yang akhirnya menciptakan sesuatu yang disebut kelangkaan. Mengapa langka? Karena pasti ada batasan di mana ketersediaan sumberdaya itu tidak akan lagi mencukupi keinginan kita. Dari kelangkaan itu, lanta

eSdua Lagi

Genap setahun lepas dari kampus paska wisuda 2011 lalu, saya alhamdulillah Alloh karuniai kesempatan kembali ke kota hujan. Visi utamanya satu: melanjutkan kuliah magister di MB IPB. Sebuah karunia yang tentu saja patut disyukuri. Thanks to my parents . Saya termasuk orang yang merasakan langsung manfaat dari asuransi pendidikan. Ya, asuransi yang jatuh tempo tepat waktu. Asuransi yang memback-up dari sisi pembiayaan visi orang tua juga, yang ingin anaknya menempuh pendidikan lebih tinggi ketimbang dirinya. Fabiayyi alaa'irobbikuma tukadziban . Subhanalloh. Lalu bagaimana keluarga saya? Pertanyaan yang juga baru terjawab beberapa hari sebelum kepergian saya ke tanah rantau. Jadi, keputusannya adalah keluarga untuk sementara saya tinggal di kampung halaman. Pertama, karena anak kami masih kecil (terlalu kecil bahkan) sehingga masih butuh back-up dari neneknya. Maklum, pengalaman punya anak pertama memang tak mudah. Kedua, karena bisnis kami di kampung masih butuh pengayoman ek

Di Musola FT USU

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan jalan-jalan ke Universitas Sumatera Utara. Saat berkunjung ke musola salah satu fakultas, saya bertemu seorang ikhwah dari Aceh. Dia bukan mahasiswa. Dia jauh-jauh datang ke Medan untuk mengikuti testing kerja sebuah perusahaan perkebunan swasta terkemuka yang memang diadakan di kampus. Dari obrolan kami, saya tahu ternyata sebelumnya dia sudah bekerja, di Dinas PU Banda Aceh. Namun dia merasa tidak nyaman bekerja disana karena menurutnya pekerjaannya dekat dengan syubhat (perilaku korup). Usut-punya usut, ternyata dia memang anak 'ngaji' yang idealis. Mirip dengan saya, dia rupanya juga kerap ngaji di mana-mana alias ngaji lintas harokah. Dia aktif di tarbiyah tapi isterinya sendiri aktif di HT. Baginya itu tidak jadi soal.  Dan obrolan kami pun berlanjut. Nah, yang menarik dari obrolan kami waktu itu adalah ketika dia mengatakan pada saya, bahwa penerapan syariat di Aceh sesungguhnya baru kulit-kulitnya saja.  Tidak seseram yang di