Posts

Showing posts from September, 2011

Di Pengajian Muhammadiyah

Sebenarnya ini bukan kali pertama ikut di pengajian Muhammadiyah. Sudah banyak rentetan pengajian-pengajian sebelumnya, baik di kelas, di masjid, di tanah lapang, di media cetak, media elekronik, dan di mana-mana. Tapi kali ini cukup spesial karena pengajiannya diadakan di rumah, dan undangannya bil khusus dari Pak Akhyar, langsung, verbal, dan seketika. Semakin spesial karena pengajiannya bersama para tetua yang sudah mengaji lama di sana. Jadilah saya newbie. Saya yang memang sedang tak punya agenda khusus saat diundang kemudian menganggap "kenapa tidak"? Toh ini jadi awalan yang bagus untuk menambah jaringan silaturrahim. Jadilah hari itu saya ikut pengajian. Secara garis besar model pengajiannya mirip dengan pengajian arisan biasa. Datang, bercengkrama sejenak, mendengarkan ceramah, tanya jawab, dan diakhiri dengan makan bersama. Materi yang disampaikan kali ini berkisar tafsir QS Al Baqoroh halaman 5, tepatnya tentang sifat-sifat orang fasik. Orang fasik itu pu

Tentang Norma Berpakaian

Image
Saya teringat pernah membaca sebuah situs berita mancanegara yang tengah memaparkan adanya Imbauan polisi Toronto pada kaum hawa untuk tidak mengenakan busana yang mengundang ‘perhatian’. Imbauan sang polisi itu mirip seperti pernyataan Pak Gubernur DKI yang baru-baru ini menuai kritik dan protes dari beberapa kalangan. Ternyata tidak pandang lokasi, mau di dalam negeri maupun di luar negeri, saran untuk memperbaiki cara berpakaian memang menjadi isu yang sensitif di masyarakat. Sensitif karena sebagian pihak merasa cara mereka berbusana adalah hak mereka, pilihan mereka. Sehingga mereka seolah merasa terganggu oleh imbauan yang dianggap mendikte, dan memasung kebebasan mereka. Kembali pada situs berita tersebut, yang menarik perhatian sebenarnya adalah komentar-komentar pro dan kontra tentang tindakan si Polisi. Imbauan si polisi memang ditujukan untuk mencegah atau setidaknya meminimalisir adanya tindak kejahatan seksual seperti pemerkosaan ataupun pelecehan. Respon yang muncul dar

Kedamaian di Waktu Isya

Image
Isya waktu itu mungkin jadi salah satu Isya paling spesial dalam hidupku. Di salah satu sudut masjid, selepas sholat berjamaah, sengaja aku sempatkan untuk duduk merenung. Sambil memandangi jalan raya, kendaraan lalu lalang, orang-orang bercengkrama, saling melempar senyum dan canda mereka, juga wajah para jamaah yang akrab di mata, kurasakan benar sesuatu di hati. Sesuatu yang mungkin orang sebut kedamaian. Ada perasaan bahagia yang menyeruak begitu saja. Ya, mungkin ini perasaan yang kucari-cari selama ini. Inilah perasaan yang kutemukan di sebuah kota kecil, kampung tempatku dibesarkan.

Belajar dari Penyemaian Pepaya

Image
Ilustrasi Suatu ketika saya menanam beberapa biji buah pepaya di loteng rumah. Dengan tanah dari halaman belakang dan wadah dari bekas kemasan mie instan, jadilah pot-pot mini tempat persemaian biji pepaya tadi. Sambil berharap biji-biji itu tumbuh subur, saya pun berharap suatu saat nanti saya bisa meniru jejak beberapa petani sukses yang berhasil mengembangkan potensi pertanian di daerahnya, maklumlah sebagai alumni IPB saya merasa memiliki tanggung jawab untuk itu.  Hari demi hari saya lalui, dan menanti berkecambahnya si biji. Tapi tiga-empat hari berselang, biji tersebut belum tumbuh juga. Bahkan sampai 7 hari kemudian, tak ada tanda-tanda perubahan. Saya pun sempat curiga. Is there something wrong? Apakah ada faktor kritis penyemaian biji yang luput saya perhatikan? Padahal biji-biji itu diklaim sebagai biji pepaya unggul dan punya sertifikat dari PKBT IPB. Memang, ada perbedaan antara panduan penyemaian di brosur yang saya baca

Berdakwah dengan Akhlakul Karimah

Image
Sepintas judul di atas mirip dengan judul ceramah para da’i cilik dalam kontes pildacil. Kesannya sederhana dan siapapun kiranya akan paham maksudnya, bahwa ada korelasi positif antara aktivitas berdakwah dan akhlak yang baik. Pada intinya, jika ingin berdakwah lengkapilah muatan dakwah itu dengan menunjukkan akhlak yang baik. Namun pada prakteknya ini terlihat seringkali terabaikan.  Penulis semakin sering melihat gejala-gejala yang kurang baik dari saudara-saudara yang semangat berdakwah. Gejala itu berupa adanya sikap arogan saat menyampaikan kebenaran yang diyakininya. Ada orang yang mengkritik sebuah sikap yang dinilainya tidak pas, namun disertai cercaan dan hinaan pada si pelaku. Ada pula orang yang mencoba mengoreksi sesuatu namun asumsinya dibangun oleh prasangka buruk. Ada lagi orang yang semangat menyampaikan kekeliruan pada publik namun tak lagi menghormati orang yang keliru itu. Tak jarang kritik, nasehat, atau koreksi yang disampaikan itu menggunakan kata-kata ya