Jiwa Besar seorang Rahmad Darmawan

Sepertinya kita memang butuh sosok teladan seperti Pak Rahmad Darmawan... 

Meski timnas sepakbola Garuda Muda hanya berhasil menyabet medali perak pada pentas Sea Games XXVI kali ini, ada fragmen yang tetap patut kita banggakan. Selain para pemain yang sudah berjuang habis-habisan, ternyata Indonesia memiliki sosok pelatih yang berjiwa besar dan punya sikap ksatria. 
 
berikut adalah cuplikan pernyataan Pak Rahmad Darmawan pasca kekalahan timnas lewat drama adu penalti dengan Malaysia yang dilansir Tribunnews.com, 22 November 2011.

Laporan wartawan Tribunnews.com, Iwan Taunuzi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rahmad Darmawan selaku pelatih timnas U-23 mengakui bahwa dirinya telah gagal membimbing Titus Bonai cs untuk menjadi juara SEA Games XXVI menyusul kekalahan menyakitkan atas Malaysia melalui tendangan adu penalti.

"Saya dapat tugas dengan target medali emas. Dan apapun alasannya saya gagal mencapai target itu," ujar RD usai pertandingan, Senin (21/11/2011).

Tanpa bersikap sungkan, ia mengakui bahwa Indonesia memiliki kekurangan dibanding Malaysia dari segi mental. Dan itu merupakan tanggungjawab RD sebagai pelatih tanpa harus mencari kambing hitam atas kekalahan tersebut.

Ia pun dengan terbuka meminta permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia yang memberikan dukungan penuh kepada timnas U-23 dengan harapan bisa meraih emas yang telah hilang selama kurun waktu 20 tahun. Pasalnya, terakhir kali Indonesia mendapat emas di SEA Games pada tahun 1991 di Filipina.

"Saya mohon maaf kepada masyakarat Indonesia karena tidak bisa merealisasikan emas. Ini yang hanya bisa saya persembahkan," tukasnya
Sebagai warga Indonesia, secara pribadi saya cukup salut dengan sikap yang beliau tunjukkan ini. Alih-alih menyalahkan kepemimpinan wasit, faktor tidak beruntung, atau kesalahan pemain, beliau malah memasang diri sebagai sosok yang bertanggung jawab penuh atas apa yang dialami tim nasional sepakbola. Seberapa sering kita menyaksikan sikap ksatria seperti ini? Terlebih di keseharian. Tak jarang kita saksikan sikap lempar tanggung jawab, lempar batu sembunyi tangan, lari dari tanggung jawab, dan sebagainya. Sungguh, jika menghadapi sosok seperti ini mereka sepatutnya menaruh rasa malu.

Sikap beliau ini sedikit mengingatkan saya pada konsep kepemimpinan yang diajarkan pada saya ketika di PPSMDS dulu. Bahwa di antara ciri kepemimpinan yang paling fundamental adalah sikap no excuse, alias sikap tidak mencari-cari pembenaran untuk sebuah kekeliruan. Seorang pemimpin yang great menganggap tanggung jawab sebagai sebuah prioritas yang harus dilindungi oleh dirinya, bukan malah ditinggal lari. Masalah apakah memang ada hal di luar dirinya yang tidak mampu ia kendalikan itu urusan lain, namun yang jelas, ia tak lari dari kenyataan, tak mencari kambing hitam, tidak mencari-cari sesuatu di luar dirinya untuk dipersalahkan.
Barangkali Pak Rahmad tidak punya minat untuk menjadi pemimpin bangsa ini karena merasa tak cocok untuk itu. Namun yang jelas, siapa pun pemimpin yang akan kita pilih nanti sepertinya perlu berkaca diri terlebih dahulu, apakah dirinya sudah punya jiwa ksatria? atau justru masih jauh tertinggal mentalnya dibandingkan mental seorang pelatih sepakbola?

Sekali lagi, bravo buat Pak Rahmad Darmawan. Indonesia butuh sosok-sosok teladan seperti beliau....
Teriring doa, semoga beliau senantiasa istiqomah dalam kebaikan. Aamiin


Comments

  1. sesungguhnya kita telah melihat pemenang

    ReplyDelete
  2. itu kenapa kak dulu sriwijaya fc begitu berat melepaskan beliau!!

    selain berjiwa disiplin, beliau juga bertanggung jawab!!!
    dan merupakan sosok yang exelent tuk anak asuhnya!!!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mengapa Saya Berhenti Liqo? (II)

Mengenal Gerakan Islam di Indonesia

Mengapa Muhammadiyah?