Posts

Showing posts from March, 2010

Rakyat Awam berbicara Hukum

Beberapa waktu yang lalu terkuak sebuah kasus yang mengindikasikan nyatanya mafia peradilan. Sebuah mekanisme yang disinyalir ada sejak lama, bahkan menjadi rahasia umum, mau tak mau memperlihatkan wajahnya. Hakim sebagai sosok yang (diharapkan) bijaksana, tertangkap tangan menerima suap dari seorang jaksa. Bisa dianggap mereka yang ketahuan saat itu adalah mereka yang sedang apes. Ibarat gunung es, mungkin ada banyak hal serupa yang belum muncul ke permukaan. Inilah potret gelap lembaga penegak keadilan di Indonesia. Keadilan menyusut seperti minyak bumi, semakin sulit dicari , dan "harga"nya pun kian membumbung tinggi. Keadilan versi masyarakat dan versi 'mereka' tidak lagi punya kesamaan definisi. Tidak heran kemudian masyarakat apatis dengan hal yang satu ini. Suatu ketika saat pihak yang berwajib hendak mengurus suatu perkara yang membutuhkan kesaksian masyarakat di pengadilan, tidak jarang masyarakat lebih memilih menghindar. Begitupula saat masyarakat terzal

Adaptasi Realita

Saat memilih untuk mendaftarkan diri menjadi seorang surveyor, ada proyeksi yang diharapkan terjadi di masa depan. Konsekuensi berupa uang imbalan cukup menggiurkan, ditambah lagi pengalaman interaksi sosial langsung yang didapatkan. Target responden yang dirasa memadai dengan kemampuan saat itu, membuat tidak ada surutnya niat untuk bergabung bersama para surveyor lainnya. Dan sejak saat itu, dimulailah masa-masa pembelajaran. Langsung, fresh from the oven. Begitulah kira-kira. Realisasi yang terjadi di lapangan, bisa iya, bisa tidak, membuat perlu adanya penyesuaian rencana di sana-sini. Terkadang ada kenyataan yang baru bisa terpikirkan ketika itu sudah terjadi. Di satu waktu, kenyataan seperti itu terlambat disadari tapi di banyak waktu lainnya kenyataan seperti itu membuat otak memikirkan langkah antisipasi. Ada saat di mana target responden, mekanisme pengisian kuisioner, hingga kondisi kultural masyarakat menjadi penghambat untuk tercapainya rencana. Di sisi lain, ada opportun

My Name is Khan : Sebuah Tanggapan

Bisa dihitung dengan jari tayangan televisi berbentuk film yang memaparkan tentang kehidupan kaum muslimin pasca tragedi 9 11. Lebih mencengangkan lagi ketika hal tersebut muncul dari sebuah film India, yang sudah 'kadung' memiliki stereotype cenderung menampilkan sisi-sisi hedonis manusia. Secara tersirat sebuah genre baru pun muncul di perfilman Bollywood dengan hadirnya film My Name is Khan yang dibintangi Shahrukh Khan dan Kajol.